13/11/08

Hati Tikus


Berdasarkan cerita sebuah dongeng dari India kuno. ada seekor tikus yang selalu tertekan karena ketakutan kepada seekor kucing. Ada seorang tukang sihir yang selalu memperhatikan perilaku tikus tersebut, tak jarang si tukang sihir menyengajakan menyediakan waktunya untuk memperhatikan si tikus tersebut. Di malam hari saat si tikus akan mencari makan si tikus tampak kebingungan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Tepat di depan sarangnya ternyata si kucing sedang mondar-mandir menunggu buruannya. Kemudian setelah larut malam, si kucingpun tertidur tapi ternyata si tikus tetap tak berani keluar. Ia takut kalau tiba-tiba kucing itu bangun dan menangkapnya. Ia takut cakar tajam si kucing menancap di perutnya. Ia takut kalau larinya tak cukup cepat agar dapat terhindar dari si kucing. Ia takut… Ia benar-benar ketakutan. Begitu selalu tiap malamnya hingga si tikuspun makin hari makin kurus dan lemah akibat jarang makan. Si tukang sihirpun merasa kasihan . tukang sihir kemudian merubah si tikus menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia mulai merasa takut pada anjing. Maka tukang sihir merubahnya menjadi anjing. Kemudian ia menjadi takut pada harimau. Kemudian nenek sihir merubahnya menjadi harimau. Harimau yang takut pada pemburu. Tukang sihirpun menyerah lalu berkata “apapun yang saya lakukan tidak akan membantumu, karena kau memiliki hati seekor tikus.”




Sebenarnya kalau di tanyakan kepada saya, “Adakah orang yang tidak memiliki rasa takut ?” saya pasti akan menjawab “tak seeorangpun!!” selama orang tersebut sehat jiwa raga. Atau orang tersebut tidak sedang patah hati . Takut jatuh, takut dimarahi guru, takut ketinggian , takut binatang, takut bicara di depan umum, takut lawan jenis , takut mati, Bahkan takut hidup!. Semua orang punya rasa takut. Sayangnya tidak semua orang yang mampu mengatasi rasa takutnya ini. Banyak orang yang “pintar” dengan persiapan penuh tapi jadi “ pecundang” saat mempresentasikan pemikirannya di depan umum lantaran tak mampu mengatasi rasa takutnya. Banyak orang atau mungkin Anda sendiri yang padahal pantas tapi harus menunggu bertahun-tahun lantaran tak mampu mengungkapkan perasaannya (pernah nonton Alexandria?? ).



Anda, Saya, Mereka sadar bahwasanya ketakutan-ketakutan itu telah menghamburkan banyak kesempatan berharga. Kita tahu bukan karena tidak mampu maka kita tak melakukannya. Tapi karena takut.
Dulu, pada masa saya kanak, saya sungguh sangat takut untuk ke kamar mandi. Saya takut kalau-kalau tiba-tiba keluar tangan dari lubang closed atau seketika air berubah jadi darah atau “si cantik jembatan ancol” muncul sekonyong-konyong di pintu kamar mandi. Saya rela harus tidak tidur menahan pipis dari pada harus ke kamar mandi tengah malam yang jaraknya hanya 10 langkah dari pintu kamarku. Tapi pada akhirnya saya berpikir, “mereka” ada dimana-mana dikamar, di wc, di ruang tamu, di kelas, di kantor, di mesjid. So what?!. Kalau saya takut di kamar mandi mestinya saya takut juga di kamar?!. “Mereka”-kan juga di kamar??.. ha!!!.. lalu saya langkahkan kaki saya pertama kali di tengah malam tanpa ditemani siapapun dan melepas semua hajat. Tak lupa say hi to miss “si cantik jembatan ancol” yang lagi nongkrong di pintu kamar mandi, saya kuras air darahnya dan siram tangannya biar lolos masuk closed. Bohong. Nah saya berhasil mengatasi rasa takut saya dan lihat betapa beruntungnya!

Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menghilangkan rasa takut kita terhadap sesuatu. melainkan kita harus mampu mengatasi rasa takut itu. Mengatasi dalam arti memanipulasinya. Saya pernah terkagum-kagum pada seorang pembalap yang dengan beraninya melewati rintangan-rintangan maut. Ia menuntaskannya. Pada saat itu saya berpikir orang itu tak memiliki rasa takut. Tapi di akhir acara saat si pembalap di wawancarai dengan jujur dia menjawab dia takut. Aneh!. Namun kemudian saya sadar, justru “takut”nyalah yang membantunya tetap waspada dan tetap fokus. Ya pembalap ini berhasil mengatasi takutnya.
Bersambung…(teman!! Nulis kenapa??)
By: Yori VT


2 komentar:

  1. kalau berbicara takut, maka kita akan dhadapkan pada keberanian.
    keberanian buka tidak ada rasa takut, tapi melakukan apa yang ditakuti.

    kita harus optimis dalam menghadapi hidup ini


    aa

    BalasHapus
  2. haha...
    aku yang alexandria bg...

    BalasHapus