21/12/08

Pengurus punya profil | Pasca Resuffle

Ide untuk buat website dengan tambahan informasi tentang profile pengurus sebenarnya sudah lama ingin saya buat. Tapi apa dikata proyek yang saya impi2kan sebagai “kado” untuk komisariat itu ternyata gagal lantaran semua data2nya lenyap sebelum berhasil saya up load ke web hostingnya. Panjang ceritanya……….

Semangat itu muncul kembali, tapi dengan sedikit perubahan. Profil ini khusus presidium saja dan saya buat dengan gaya saya. jadi nggak usah pecaya2 kali la..

Mari kita mulai.. pertama ketum.. eh gak deh terakhir aja. Dimana2 ketum selalu yang pertama kan?? Klo disini yang terakhir.. karena yang terpenting harus ditaruh dibelakangan biar penonton gak kabur setelah lakonnya muncul.

Pertama Sekum, namanya Evi Desvina. Kakak ini lahir pada tahun 1987 pada tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal tulisan ini di posting. Dia Cuma lebih tua 2 hari dibanding saya , jadi terkadang saya malas manggil dia dengan embel2 “kak”. Saya tau Dia marah tapi bisa apa?? Asalnya dari Jambi jadi jangan heran klo dia lebih milih jalan nembus kebun dari pada sedikit mutar lewat jalan yang mulus. Dia orang yang sabar. Saking sabarnya saya kehabisan cara untuk ngusili dia.. klo harus menggambarkan dia dalam satu kata, sesuai nama dia di ponsel, saya pilih kata “cantik”. Tanya kenapa?? (selamat ulang tahun, maaf pulsa abis jadi nggak bisa sms)

Yang berikutnya Kabid P3A, Rina Hudaya, bukannya karena lebih penting makanya saya taruh di urutan kedua tapi karena begitulah yang tertulis di SK pengurus. Lahir tahun 1988 pada tanggal 17 maret di Takengon. Orangnya selalu bersemangat. Kadang saking semangatnya suaranya mampu menembus beton setebal 10 inchi, itupun dilantai 2!!. Dia memang hebat. Siapa yang percaya dengan fisik yang bisa dibilang “imut” itu. Terdapat kemampuan yang luar biasa di semua bidang. Tapi saya lebih suka mengambarkan dia dengan kata “cerewet”.

Kabid PTKP, Nadya Ulfa Tanjung. Lahir tahun 1988 pada tanggal 13 September di Tanjung Morawa. Entah kenapa anak yang satu ini tak pernah merasa benar2 pantas menjabati posisinya itu. Padahal dialah orang yang paling banyak tahu dunia luar. Khususnya HMI di USU, khususnya komisariat FK & Teknik. Dia memilki ambisi untuk mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Selama bisa dia lebih suka tidak minta tolong ke orang lain dalam mengerjakan sesuatu.memiliki retorika yang bagus, pintar berbicara dan suka memuji(Gombal). Kami sering sepakat tentang sesuatu tapi satu hal yang gak akan pernah adalah dia suka ke Cabang Medan.

Kabid KPP, Dhani s Bukit. Lahir pada tahun 1987 di kabanjahe pada tanggal 26 april. saat tau pertama kali saya adalah wasekumnya kpp saya sangat bersemangat. Pemikirannya kritis dan cerdas. Dia orang yang simple, tapi terkadang terlihat agak tergesa2.

Kabid PP (Ketua Umum Kohati), lahir pada tanggal 31 agustus 1987 di medan. Entah kenapa kakak ini sepertinya identik dengan ketum kohati periode khususnya pada bidangnya yaitu tak pernah ada masalah. Dia tau saat yang tepat untuk ngomong di rapat. Hmmm.. dia “caem”.

Bendum, Rima Melinda. Terkadang saya menyebut namanya Rima Melindum,tapi jarang saya menyebutnya “DUIT”, lahir pada tahun 1987 pada tanggal 3 juli di medan. Tak banyak yang bisa di bilang tapi dia memang cantik.

Karena si ketum sayang sama sekum, si ketum mutusin untuk ngasi si sekum pembantu2. siapakah dia??

Pertama fithri handayani, dia di percayakan sebagai wasekum bidang P3A, Nasibnya Memang jelek, namanya tak tercantum di data base anggota. Tapi itu tak begitu penting karena memang dia terbukti “becus” dalam tugasnya. Walaupun setelah resufle kami(saya & dia) di taruh disatu bidang, tapi kata “akur” masih sangat jauh dari kami.

Selanjutnya T. Said Afdal Rauf. Posisinya sebagai wasekum PTKP. Seringnya dia menyebut dirinya “abang manis”. Tapi nona sekum lebih suka menyebutnya Afgan. Dia orang yang bisa di andalkan. Jarang ngucapkan kata “gak bisa” . Sama seperti saya. Dia sayang ibunya. Karenanya dia sering pulkam dan sesekali tugasnya tertinggal. Tapi selalu ada fithri untuk itu. Dia “positif”.

Irmayani. Posisinya di wasekum PP lahir tahun 1987 pada tanggal 25 maret di desa silampuyang(wong deso??) dia juga menjabat sebagai sekum di Kohati. Tak menjadi masalah baginya karna memang dia orang yang penyabar dan ulet. Ntah kenapa dia gak bisa marah. Klo gak percaya silahkan berulah didepannya. gratis!!. Dia “baik hati”

Wasekum KPP. Pernah lahir. Dia “Cakep”.

Nah untuk Bendum-pun dikasi ketum, ni dia orangnya:

Amru fauzi Nasution. Lahir tahun 1988 pada tanggal 10 maret. Katanya di darahnya mengalir deras darah kakeknya ” sang pahlawan” Nasution. Dialah spesialis doa pada saat rapat. Klo teman2 melihat dia saat berbicara terutama di forum. Teman2 akan tau bahwa setiap kata yang keluar dari mulutnya benar2 di pikirkannya. Dialah “pemikir”.

Pendi Nasution. Lahir tahun 1987 tanggal 8 desember. Asalnya dari aek garingging. Katanya daerahnya agak terpencil, tapi saya lupa menanyakan apakah sudah di-peta-kan atau belum. Dia agak pendiam tapi siapa sangka di forum LK I dia jadi artis. Dia orang yang bersungguh2. Ketika melihat bola, luna maya pun jadi buaya. Dia Adeknya k’rina(sekum pra reshuffle). Malas datang rapat. Tapi yang terpenting dia sahabat saya.

Mardiana, lahir pada tahun 1987 pada tanggal 20 februari di simeleu. Dia wabendum yang baik. dekat dengan banyak senior. Jagoannya jual pulsa. Ada yang mau pesan nomornya 08136226007. Jangan lupa komisi untuk yang promosiin yaa..

Fadilah aini. Lahir tahun 1987 pada tanggal 30 Desember di medan. Dia mengalami deviance postife (ramah dan gampang senyum) dari umumnya anak medan. dialah “kak ros”-nya di FKM. Afdhal ipin & Hengky upin. “Kak ros” lumayan sering narik adek2nya ke mushola biar sholat. Paling sering tu Andre. Dia memang “kak ros”.

Wiwien febriany. Lahir pada tahun 1988 pada tanggal 13 februari di lhokseumawe. Orang yang bertanggung jawab. Patner-nya Pendi saat bertugas.

Dan terakhir, "sang Ketum". orang yang menanggungjawabi komisariat di periode inii.. terlepas itu positif ataupun negatif. klo memikirkan betapa beratnya tanggung jawab yang dipikulnyanya sempat juga merinding.. kami jarang sependapat tapi saya anggap itu anugrah. Namanya Ratna Sari lahir pada tahun 1987 pada tanggal 24 juni . di Medan. satu hal yang baru saya tau, ternyata ketum itu terukir di punggungnya dan dibawanya kemana2 selama 24 jam.

21 desember 2008

by: Wasekum KPP

20/12/08

RAK | Sanggupkah jadi pengganti??

wasekum punya cerita

salam & sayang 'alaikum

Saya memang pelupa & tua...
entah tanggal berapa & hari apa tepatnya itu. RaHar kali itu rasanya berbeda...

"bukannya kami tak mampu menjalankan amanah ini 1 tahun lagi, tapi demikianlah, estafet ini harus terus berjalan" kira2 begitulah ucapan senior kami pada saat RaHar itu dlaksanakan. ucapan yang sempat membangkitkan semangat kami terutama "para pangeran dan puteri terhebat sepanjang masa", stambuk 06. (Ada yang membantah?? kita punya milis mari berdiskusi..)

ungkapan dari seorang teman yang katanya"di darahnya mengalir deras darah kakeknya Nasution" menyadarkan saya kami memang belum siap. tapi saat itu kami sepakat sebagai satu tim kami pasti bisa. Siapa yang menyangkal, otak besar saudara2 saya Amru, Afdal, Pendi (saya gak usah disebut ,otak saya agak karatan) dan saudari2 saya (kelewat banyak, malas nyebutnya) dengan syarat kebersamaan sebagai tim bisa menanganinya??..
HAH!!! bahkan dimasa kecilnya mereka tak mampu langsung berdiri lantaran otaknya kelewat besar!!..

hanya yang menjadi permasalahan adalah membentuk tim yang solid tidaklah mudah.. para tetua (istilah saya utk senior) tahu sekali hal itu. Butuh pemimpin yang luar biasa untuk itu??

adakah 06 mengaku memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa (klo ada satu suara untuk dia)

atau

hanya butuh pribadi2 yang bekesadaran penuh + sayang saudara(istilah saya hehe) . disini, tak perlu memiliki anugrah jiwa kepemimpinan itu, tak perlu seni menyuruh orang tanpa membuat orang tersebut tidak disuruh2, karena disini hanya diri sendiri yang disuruh. jika semua pribadi dalam tim sudah begitu cukup pemimpin biasa untuk membuat tim tersebut.

waktunya sudah dekat teman.. persiapkan dirimu.. mengemban tanggung jawab tentunya, bukan ketakutan terhadap itu :)

by: anak departemen yang dah jadi wasekum.. hip2 horee..

Follow Up TPS berjalankah??

Adakah Anggota komisariat yang belum tau apa itu TPS?? yuup.. that's right !!!
TPS ato bahasa panjangnya "Training Pendidikan Sebaya" tu Semacam training yang kesehatan yang di ikuti oleh anak FKM USU..
apa hebatnya..?? sebagai pelatihan yang dilatih oleh orang2 yang bisa dikatakan "sebaya" pelatihan ini sangat mendapat antusias perserta TPS. termasuk saya orang yang pada awalnya ogah2an ikut jadi kepengen acaranya diperpanjang (thanks to ketum & sekum yang udah mbangunin biar ikut TPS).

Pelatihan ini dikemas dari versi standar pelatihan "membosankan" menjadi versi selera muda "menghibur". bagaimana tidak materi langsung disampaikan orang yang benar2 paham dan sudah hidup di dunia tsb. bisa dikatakan mereka jagoanya tapi tetap "sebaya", masih muda & gaya.. di tengah acara pun tak lupa pemateri muda itu memutar film dokumenter tentang materi yang gak bakal di dapati dimanapun (Video yang tak boleh disebarkan kecuali oleh orang yang telah dipercaya pelaku untuk memutar perilaku mereka, pada saat itu di putar pemakaian narkoba suntik). Salut buat teman2 Bidang KPP atas suksesnya acara ini. espesially bang ajo, Ade Nst sang Kabid dan wasekumnya k'Reni yang selalu optimis(terima kasih atas tulisannya "Senoritas buka kekerasan") uppss... sabar teman2 semua juga tau acara ini tak luput dari peran serta para angoota KPP yang telah memberikan usaha terbaiknya agar acar ini dapat berlangsung.(pengurus pra resuffle)

Pantaslah acara ini menjadi acara favorite dan di tunggu2 Folow UP-nya. adakah yang menyangkal??? kita punya milis untuk membahasnya.. mari berdiskusi. ^.^

Terbuai keberhasilannya sepertinya kami terlupa. kegiatan tersebut belumlah berakhir. satu yang tak kalah penting dari keseluruhan planing acara TPS itu adalah Follow Up. saatnya pengaplikasian ilmu TPS yang sudah kami (peserta) terima.

Akhirnya hal tersebut di bicarakan, peserta, fasilitator, KPP sepakat, kami akan mengadakan pelatihan "Pembinaan Siswa Sekolah". format yang di bentuk tak jauh berbeda dengan TPS sebelumnya, harapannya kegiatan ini tak kalah sukses dari kegiatan TPS itu sendiri.
usaha2 dilakukan mulai dari kerjasama dengan pihak kerjasama dengan sekolah2 sampai persiapan untuk hari "H". Namun satu persatu masalah muncul. mengingat penetapan hari RAK yang tak lama lagi, kegiatan ini tak mungkin di mundur lagi dari waktu yang ditetapkan sebelumnya. desas desus pesimispun bermunculan, sesuatu hal yang saya anggap sangat tak bijak. selama KPP masih yang mengusahakan kenapa berani bilang takkan berjalan?? agaknya kita lupa HMI adalah Organisasi PROSES. Tak penting acara berjalan atau tidak selama masih ada upaya sungguh2 dalam pelaksanaannya. hal itu pantas mendapat penghargaan toh tujuan hmi "terciptanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT" yang artinya tujuan sesungguhnya adalah peningkatan kesadaran dan kualitas para kader untuk memajukan dirinya dan masyarakatnya BUKAN "terlaksananya kegiatan biar kelihatan hebat"-kan??

terakhir siapakah yang berharap acara ini terlaksana??? saya yakin kita semua berharap acara ini terlaksana.
nah pertanyaan selanjutnya teman2 sudah tahu... harapan tak mungkin terlaksana tanpa usaha. siapakah yang mau berusaha???


dalam harapan, wasekum KPP(pasca resuffle)

Kunjungan HMI Komisariat FKM USU ke Coca Cola..

Istilah “coca cola” pasti sudah tak asing lagi ditelinga kita, apalagi dikalangan anak muda. ”The Coca Cola Company” sudah lama mengiringi kehidupan kita dan bukan berarti perjalanan “hidupnya” lancar-lancar aja. Banyak juga kok berita miring tentang pabrik yang satu ini. Mulai dari penggunaan zat-zat berbahaya dalam pengolahannya sampai pada penggunaan air sungai Deli sebagai bahan dasar minuman tersebut. Yah, wajar sie. Seperti kata pepatah”Makin tinggi pohon, makin kencang juga angin yang menerpanya.”

Makanya biar ga ikut-ikutan su’udzan ma pabrik Coca Cola, pengurus HMI beserta rombongan mahasiswa FKM USU berkunjung kesana. Disana banyak hal yang baru yang kita dapat, terutama tentang ke”dahsyatan” The Coca Cola Company, seperti :

· Penggunaan teknologi modern dalam proses pengolahannya. Hal ini dibuktikan dengan Green Label yang dimiliki perusahaan itu.

· Proses pengolahan yang bersih. Buktinya aja sampai dapat ISO 14000

· Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja yang efektif karena mereka punya SMK3 nya sendiri.

Nah, terbuktikan kalau The Coca Cola Company itu bisa dibilang T O :P B G T.Jadi wajar aja kalau mereka dapat reward berkali-kali..n_n..


BY: PTKP




14/12/08

kaleidoskop KOHATI 2005-2006 | Oleh Sukamto, SKM

Dalam Sidang RAK Ke VI HMI Komisariat FKM USU terbentuklah lembaga HMI yang baru yakni KOHATI FKM USU. Dalam perjalanannya selama 1 periode Kohati mengemban amanah yang sangat lah berat dimana KOHATI harus menjadi wadah bagi mahasiswi muslim untuk beraktivitas dikampus. KOHATI sebagai pembawa misi HmI di bidang keperempuanan yang membantu proses perkaderan khususnya mahasiswi muslim yang memiliki karakteristik keilmuan, oleh karena KOHATI dituntut untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk menciptakan forum atau lingkaran yang mendorong ke peningkatan dan pengembangan kualitas kader HmI khususnya dikalangan HMIwati.

Ketika KOHATI menjalankan fungsi dan perannya sebagai wadah baru di HMI ternyata tidaklah mudah seperti halnya ketika kita membalikan telapak tangan,. KOHATI mengalami banyak hambatan dan kendala, sehingga KOHATI tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya secara maksimal, dimana kendala yang KOHATI alami diantaranya adalah:
Minimnya pengetahuan pengurus dalam hal memahami fungsi dan peran KOHATI sehingga periode ini KOHATI belum menemukan bentuk yang ideal. Dari kondisi diatas maka KOHATI juga mengalami kesukaran dalam merekrut dan membina anggota HMI wati

Kohati yang diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam merekrut kader HMI Wati ternyata juga tidak mampu untuk menyeimbangkan diri dengan irama pembinaan yang dilakukan oleh organisasi lain, sehingga gerakan yang akan dibangun yakni “back to mosque” belum dapat terwujud.

KOHATI sebagai perpanjangan tangan bagi HMI yang dikhususkan untuk “menggarap muslimah” belum mampu memberikan jawaban atas perannya tersebut. Ini dapat kita lihat melalui berbagai fenomena yang terjadi di masa itu, misalnya saja banyak mahasiswa/I yang belum mengetahui keberadaan KOHATI, sehingga rekrutmen yang dilakukan belum maksimal.

Periode ini KOHATI baru dalam tahap mencari bentuk yang ideal –wadah yang dinginkan oleh mahasiswi- sehingga proyek kerja yang telah direncanakan juga belum dapat berjalan dengan maksimal. Memang ada proyek kerja yang berhasil dilakukan dan sampai saat ini juga masih dilakukan misalnya adanya madding KOHATI sebagai sarana bagi anggota untuk menyampaikan aspirasi dan tulisannya selain itu juga kohati sudah mulai melakukan kajian khusus tentang keperempuanan walaupun hasil yang dilakukan belum maksimal, ini terlihat dari rutinitas yang dilakukan dan jumlah peserta yang hadir. tapi kalau dilihat dari proyek kerja yang dirancang pada perriode ini hanya setengah dari proyek kerja yang dapat berjalan, walaupun dalam realisasinya belum maksimal seperti yang kita harapkan.

Walaupun kekurangan masih belum bisa kita lepaskan dari KOHATI pada periode ini, hal ini tidak menjadi pengahalang bagi kader HMI Wati untuk tetap berjuang dan mempertahankan keberadaannya di kampus FKM kita tercinta ini. Ketika menjalankan periodesasi memang KOHATI tidak dapat maksimal menjalankan program kerja dan proyek kerjanya, tetapi KOHATI telah mampu menarik kader-kader kita untuk tetap mempertahankannya.

Teruntuk Adik-Adik Ku pengurus KOHATI Periode 2008-2009 ;

Menjalankan peran dan tugas sebagai insane pengemban amanah memang tidaklah mudah, jadi janganlah berputus asa (apalagi sampai mati bunuh diri). Setiap orang, setiap lembaga, setiap tempat, setiap waktu dan setiap organisasi memang mengalami permasalahan dan pasang surut. tapi jangan takut kalau kita memang mau tetap dan terus berjuang pasti kita akan berhasil, walaupun keberhasilan itu tidak dapat kita rasakan langsung, bias jadi 1,2 atau 3 tahun mendatang baru kita dapat merasakannya. KOHATI kedepan diharapkan mampu menjadi wadah bagi seluruh mahasiswi muslim FKM USU dalam berorganisasi, terus maju dan berjuang jangan sampai kendur apalagi menyerah. KARENA PERJUANGAN MASIH DIMULAI, panji-panji KOHATI memang harus tetap tertancap dan terhujam dengan kuat di kampus USU ini terutama di FKM USU.

teruslah berproses karena proses yang kita lakukan ini sangatlah mahal dan besar manfaatnya bagi kita…..

Yakin Usaha Sampai
Jayalah Kohati
Bahagia HMI.

17/11/08

Sebuah pesan dari senior

(di kutip dari ijoitem_group@yahoo.groups.com)

Salam 'alaikum..

Senang melihat kawan-kawan komisariat dah punya milis dan website sendiri...abang sangat mengapresiasi semangat dan usaha kawan-kawan semua,
Terkadang dalam perjalanan komisariat kita banyak menemukan noktah-noktah degradasi semangat dan konsistensi dalam mengemban amanah selama berproses di organisasi.

Meskipun amanah tersebut tidaklah menyangkut hajat hidup orang banyak, namun secara langsung amanah tersebut sangat signifikan bagi pembentukan karakter pribadi yang bersangkutan, pribadi yang terlibat dalam organisasi yang kita kenal dengan HMI.

Sebagai orang yang telah menyelesaikan kesempatan belajar di HMI Komisariat FKM USU, jujur saya mengatakan bahwa "there is so much thing i've got from our community"..

Namun saya yakin bahwa ini sangat subjektif sekali bagi kita menilainya...

Saya hanya bisa berharap semoga kawan-kawan yang mendapat kesempatan berproses di Komisariat bisa bener-bener melihat secara POSITIF seluruh proses yang ada...karena setahu saya dengan kacamata positif lah kita mendapatkan sesuatu. Sesuatu yang bisa menyadarkan kekurangan-kekurangan kita pada masa yang telah lalu..Sesuatu yang jika kita aplikasi dalam keseharian kita pada masa yang akan datang akan bisa membuat perubahan bagi diri kita..

Beberapa kali saya sempat berdiskusi dengan para Ketum Komisariat..Hampir seluruhnya mensepakati bahwa proses yang kita lewati selama di HMI masing-masing punya kontribusi yang SANGT BERARTI bagi kita...Secara jujur ini smeua akan kita AKUI setelah keluar dari sistem tersebut. Setelah kita menjadi ALUMNI ataupun SENIOR di HMI.


Namnun juga saya melihat miris akan kenyataan yang banyak saya lihat pada kawan-kawan di HMI Komisariat FKM USU terutama kawankawan yang telah menjadi ALUMNI...banyak daripada kita yang "KEBINGUNGAN" dengan potensi dan kemampuan diri masing-masing, banyak yang merasa tidak siap menghadapi berbagai PERSOALAN nyata di dalam kehidupan...Akhirnya banyak yangv menjadi PECUNDANG bagi diri mereka sendiri...

Jujur saya katakan selama anda masih menikmati waktu bersama komisariat maka cermati seluruh proses yang ada yang telah anda lewati sehingga tidak berlalu dengan penuh kesia-siaan semata.

Dinamika kritik dan siap di kritik harus senantiasa dibangun dalam kesadaran dan keseharian kita semua...Keberanian untuk berani mengambil berbagai KEPUTUSAN RADIKAL dalam diri harus bisa dilakukan...karena ini yang menjadikan kita bukan sebagai KADER YANG BIASA-BIASA saja....

Optimislah dalam menghadapi berbagai persoalan yang mendera kita semua, dan yakinlah bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan...karena masalah terlahir untuk diselesaikan..dan proses menyelesaikan masalah secara bijak dan dengan penuh semangat positiflah akan melahirkan kita sebagai manusia baru...Semangat baru dan energi positif dalam menjalani proses kehidupan..Kehidupan berorganisasi maupun kehidupan di riil di masa yang akan datang...

Selamat berproses..selamat berjibaku sebagai pengurus komisariat dan yakinlah apa yang kita lakukan tidak sia-sia...

Yakin diri dalam melakukan usaha, pasti lah sampai..
YAKIN USAHA SAMPAI

14/11/08

Ebook islamy gratis

Astaghfirullah......
ternyata Al Qur'an dapat menghitung dengan tepat kecepatan cahaya....
lebih detail, silahkan download file ini.

Download (klik untuk download!!)

buat yang suka baca buku ato novel cari di www.freedigibook.co.cc

13/11/08

Hati Tikus


Berdasarkan cerita sebuah dongeng dari India kuno. ada seekor tikus yang selalu tertekan karena ketakutan kepada seekor kucing. Ada seorang tukang sihir yang selalu memperhatikan perilaku tikus tersebut, tak jarang si tukang sihir menyengajakan menyediakan waktunya untuk memperhatikan si tikus tersebut. Di malam hari saat si tikus akan mencari makan si tikus tampak kebingungan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Tepat di depan sarangnya ternyata si kucing sedang mondar-mandir menunggu buruannya. Kemudian setelah larut malam, si kucingpun tertidur tapi ternyata si tikus tetap tak berani keluar. Ia takut kalau tiba-tiba kucing itu bangun dan menangkapnya. Ia takut cakar tajam si kucing menancap di perutnya. Ia takut kalau larinya tak cukup cepat agar dapat terhindar dari si kucing. Ia takut… Ia benar-benar ketakutan. Begitu selalu tiap malamnya hingga si tikuspun makin hari makin kurus dan lemah akibat jarang makan. Si tukang sihirpun merasa kasihan . tukang sihir kemudian merubah si tikus menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia mulai merasa takut pada anjing. Maka tukang sihir merubahnya menjadi anjing. Kemudian ia menjadi takut pada harimau. Kemudian nenek sihir merubahnya menjadi harimau. Harimau yang takut pada pemburu. Tukang sihirpun menyerah lalu berkata “apapun yang saya lakukan tidak akan membantumu, karena kau memiliki hati seekor tikus.”




Sebenarnya kalau di tanyakan kepada saya, “Adakah orang yang tidak memiliki rasa takut ?” saya pasti akan menjawab “tak seeorangpun!!” selama orang tersebut sehat jiwa raga. Atau orang tersebut tidak sedang patah hati . Takut jatuh, takut dimarahi guru, takut ketinggian , takut binatang, takut bicara di depan umum, takut lawan jenis , takut mati, Bahkan takut hidup!. Semua orang punya rasa takut. Sayangnya tidak semua orang yang mampu mengatasi rasa takutnya ini. Banyak orang yang “pintar” dengan persiapan penuh tapi jadi “ pecundang” saat mempresentasikan pemikirannya di depan umum lantaran tak mampu mengatasi rasa takutnya. Banyak orang atau mungkin Anda sendiri yang padahal pantas tapi harus menunggu bertahun-tahun lantaran tak mampu mengungkapkan perasaannya (pernah nonton Alexandria?? ).



Anda, Saya, Mereka sadar bahwasanya ketakutan-ketakutan itu telah menghamburkan banyak kesempatan berharga. Kita tahu bukan karena tidak mampu maka kita tak melakukannya. Tapi karena takut.
Dulu, pada masa saya kanak, saya sungguh sangat takut untuk ke kamar mandi. Saya takut kalau-kalau tiba-tiba keluar tangan dari lubang closed atau seketika air berubah jadi darah atau “si cantik jembatan ancol” muncul sekonyong-konyong di pintu kamar mandi. Saya rela harus tidak tidur menahan pipis dari pada harus ke kamar mandi tengah malam yang jaraknya hanya 10 langkah dari pintu kamarku. Tapi pada akhirnya saya berpikir, “mereka” ada dimana-mana dikamar, di wc, di ruang tamu, di kelas, di kantor, di mesjid. So what?!. Kalau saya takut di kamar mandi mestinya saya takut juga di kamar?!. “Mereka”-kan juga di kamar??.. ha!!!.. lalu saya langkahkan kaki saya pertama kali di tengah malam tanpa ditemani siapapun dan melepas semua hajat. Tak lupa say hi to miss “si cantik jembatan ancol” yang lagi nongkrong di pintu kamar mandi, saya kuras air darahnya dan siram tangannya biar lolos masuk closed. Bohong. Nah saya berhasil mengatasi rasa takut saya dan lihat betapa beruntungnya!

Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menghilangkan rasa takut kita terhadap sesuatu. melainkan kita harus mampu mengatasi rasa takut itu. Mengatasi dalam arti memanipulasinya. Saya pernah terkagum-kagum pada seorang pembalap yang dengan beraninya melewati rintangan-rintangan maut. Ia menuntaskannya. Pada saat itu saya berpikir orang itu tak memiliki rasa takut. Tapi di akhir acara saat si pembalap di wawancarai dengan jujur dia menjawab dia takut. Aneh!. Namun kemudian saya sadar, justru “takut”nyalah yang membantunya tetap waspada dan tetap fokus. Ya pembalap ini berhasil mengatasi takutnya.
Bersambung…(teman!! Nulis kenapa??)
By: Yori VT


Senoritas Bukanlah Kekerasan By: Reni M Lirista


Kata senioritas sudah sering kita dengar, baik di kampus, sekolah, tempat kerja, maupun di lingkungan sekitar kita. Mungkin awalnya bertujuan positif yaitu membentuk kedisipilinan bagi para juniornya, tetapi sangat jarang dilakukan dengan cara-cara yang bersifat positif. Karena kebanyakan tindakan-tindakan yang didasari pembentukan kedisiplinan tersebut dilakukan dengan cara kekerasan. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan pun tidak tanggung-tanggung. Mulai dari hal-hal ringan sampai kelas beratnya. Sudah seperti olahraga tinju saja.
Senioritas memang perlu untuk ada dalam sebuah institusi demi menjaga sebuah hirarki penghormatan terhadap yang lebih "senior". Senior bukan hanya sebagai umur saja, tapi bisa banyak hal seperti pangkat, jabatan, technical skill, dsb. Tapi apa dengan adanya senioritas bisa semena-mena? Tidak, kawan!! Banyak hal positif yang bisa kita lakukan dengan adanya senioritas. Salah satunya dengan membimbing junior atau bawahan kita dalam melakukan pekerjaan atau pendidikan yang akan dihadapinya.

Sama halnya di dunia pendidikan Indonesia saat ini. Kekerasan selalu terjadi atas nama senioritas. Mahasiswa-mahasiswa baru (junior) selalu ditindas oleh mahasiswa-mahasiswa lama (senior). Contoh yang paling buruk dan memalukan adalah peristiwa yang terjadi di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) dan STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) yang belakangan ini sangat marak beritanya. Bagaimana bangsa Indonesia mau maju, kalau generasi-generasi bangsa tidak punya moral yang tahunya hanya melakukan kekerasan seperti tukang pukul. Memangnya pendidikan tempat mencetak preman-preman?? Buat apa pendidikan tinggi, toh hasilnya seperti itu.

Kekerasan yang terjadi di IPDN dan STIP yang menewaskan beberapa mahasiswa seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita. Bahwa kekerasan yang dilakukan tidak memberikan hal yang positif bagi kita. Mungkin pada dua sekolah tersebut masih menggunakan sistem militer sehingga kekerasan merupakan hal yang wajar. Tetapi apakah tidak ada standard atau batasannya?? Masa sampai menghabiskan nyawa orang lain? Sangat tidak manusiawi.
Seperti aksi kekerasan massal yang terjadi di STIP. Aksi kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior ini ada rekaman videonya. Pada rekaman tersebut tampak puluhan junior dibariskan ke dinding dengan baju terbuka, sementara para senior berbaris dan bergiliran melakukan pemukulan. Terlihat juga, para junior itu mendapat tamparan bertubi-tubi di bagian wajah, dan mendapat tinju keras di bagian sekitar perut. Sembari tertawa-tawa, para senior itu tidak memperdulikan ekspresi ketakutan dan kesakitan dari para junior mereka.

Pada 11 Mei lalu, salah seorang mahasiswa STIP bernama Agung Bastian Gultom, ditemukan tewas seusai mengikuti latihan pedang pora di kampus STIP yang terletak di Marunda, Jakarta Utara. Latihan pedang pora yang diikuti oleh Agung merupakan kegiatan wajib yang diikuti taruna tingkat satu. Mereka dilatih 14 taruna tingkat dua. Setiap ada taruna yang melakukan kesalahan, deraan fisik segera menimpa mereka. Taruna dimaki-maki, dipukul, ditendang, dan ditinju.

Kasus penganiayaan para senior terhadap junior di STIP bukan yang pertamakali terjadi di Indonesia. Kasus serupa juga pernah terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Pada kasus ini yang menjadi korban terakhir adalah Cliff Muntu, praja tingkat II Institut Pendidikan Dalam Negeri Jatinangor, Jawa Barat. Kematian mahasiswa asal Manado, Sulawesi Utara, itu dinilai tidak wajar dan mencurigakan. Penganiayaan yang menewaskan Cliff Muntu tersebut menambah panjang daftar kasus kekerasan di lembaga pendidikan ilmu pemerintahan ini. Menurut catatan, sejak tahun 1990 hingga 2004 setidaknya terjadi 35 penganiayaan berat yang berakibat pada kematian. Sebagian kasus kekerasan terjadi antara praja senior terhadap juniornya.

Tak tanggung-tanggung, tinju dengan kepalan tangan telanjang di arahkan kebagian perut tepatnya ulu hati ini menimbulkan kesakitan yang sangat luar biasa tentunya. Apalagi ”korban” harus menerima pukulan tersebut secara sukarela tanpa adanya perlawanan. Sedangkan petinju profesional yang sudah banyak berlatih saja masih ada yang roboh saat ulu hatinya dikenai tinju lawan, walaupun pukulan yang diterimanya berasal dari kepalan tangan yang menggunakan sarung. Ironisnya, pukulan-pukulan seperti ini istilahnya sudah menjadi makanan sehari-hari yang di dapat junior dari seniornya.

Begitu juga pada perguruan tinggi, di awal tahun ajaran baru. Pasti ada yang namanya Osmaba atau Ospek atau apapun namanya. Awalnya kegiatan ini bermotif pengenalan (orientasi) pada kampus dan menjalin kedekatan emosional dengan senior, serta katanya membentuk mental mahasiswa baru. Tetapi kenyataannya kekerasan-kekerasan yang lebih banyak di dapat daripada tujuan awalnya. Tidak hanya kekerasan psikis, tetapi kekerasan fisik pun masih sering di dilakukan. Misalnya saja, mahasiswa baru disuruh melakukan hal-hal yang tidak masuk akal kalau tidak bisa dikerjakan maka akan disuruh push up atau bahkan sampai dipukul atau ditampar.

Tidak hanya kekerasan fisik, para senior juga sering melontarkan kata-kata cacian dan makian kepada juniornya bila tidak dapat melakukan hal-hal ynag diperintahkannya. Cacian dan makian yang dilontarkan sama sekali tidak menunjukkan ciri mahasiswa sebagai orang yang mempunyai intelektualitas yang tinggi. Sama sekali tidak berpendidikan.
Bagi sebagian mahasiswa baru (junior), hal tersebut merupakan pelajaran yang akan diteruskan ke mahasiswa baru berikutnya. Maka tidak ada salahnya jika dikatakan tindakan-tindakan kekerasan seperti ini sudah menjadi tradisi turun-temurun di berbagai perguruan tinggi Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bersama, hal-hal yang sudah menjadi tradisi sangat sulit untuk dihentikan. Sudah berbagai upaya dilakukan untuk meniadakan kegiatan-kegiatan seperti ini, tetapi hasilnya selalu saja terjadi lagi...lagi...dan lagi.

Menurut saya, tindakan-tindakan kekerasan seperti ini dilakukan senior hanya untuk menunjukkan kekuasaannya di kampus dengan status senioritas yang disandangnya. Dan kebanyakan senior-senior yang melakukan kekerasan tersebut merupakan salah satu mahasiswa yang prestasinya kurang baik di bidang akademis. Nah, disinilah saatnya mereka menunjukkan kekuasaan atau kesombongannya agar tidak dianggap rendah oleh juniornya.
Tindakan-tindakan kekerasan seperti ini akan membentuk lingkaran kekerasan yang sangat kokoh dan sulit untuk dihancurkan. Artinya akan terus dan terus berlanjut tanpa henti. Apakah generasi seperti ini yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan, yang katanya ingin mengisi kemerdekaan, yang akan membangun bangsa. Tidak!! Manusia-manusia seperti ini hanya cocok jadi preman pasar daripada penerus bangsa. Sangat memalukan!!

Inti dari kejadian-kejadian seperti ini adalah kurangnya pemahaman yang dimiliki mereka yang melakukan tindakan kekerasaan tersebut tentang arti “senioritas”. Karena yang ada dibenak mereka senioritas itu berarti senior menindas junior dengan menunjukkan kekuasaannya sebagai senior yang katanya lebih banyak tahu segala hal. Kita semua juga tahu bahwa pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang sangat keliru.

Senioritas tidak harus dilakukan dengan menunjukkan kekuasaan atau kesombongan, tidak pula dengan kekerasaan-kekerasaan yang berlebihan, dan tidak pula dengan cacian dan makian yang tidak penting karena tidak melakukan hal-hal yang juga tidak penting yang diperintahkan senior kepada junior. Banyak hal-hal positif yang bermanfaat yang dapat dilakukan oleh para senior untuk juniornya.

Pada dasarnya mahasiswa baru yang masuk ke perguruan tinggi hanya menginginkan satu hal, yaitu pendidikan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Nyatanya, bagaimana masa depannya baik jika dalam masa studinya banyak mendapatkan kekerasan-kekerasaan baik fisik maupun psikis. Mungkin bagi sebagian besar mahasiswa hal tersebut tidak berpengaruh apa-apa bagi kehidupannya, tetapi tidak sedikit pula yang menderita karenanya. Misalnya saja, kekerasaan fisik yang di dapatnya saat melaksanakan studi menimbulkan dampak pada dirinya, kecacatan misalnya, yang pada awalnya tidak menunjukkan gejala apapun. Begitu juga dengan mahasiswa IPDN atau STIP yang menjadi korban kekerasaan hingga merenggut nyawanya. Cita-citanya menjadi pegawai negeri atau pelaut yang juga sangat dibanggakan orang tua dan keluarganya jadi lenyap begitu saja.

Jadi, apakah sebenarnya arti dari senioritas itu?? Satu hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa senioritas bukanlah kekerasan. Maka dari itu, mari bersama-sama kita buang jauh persepsi bahwa senioritas identik dengan kekerasaan. Bersama kita ”stop kekerasaan” dan menciptakan generasi bangsa yang cinta damai untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di hadapan dunia.

by: Reni M Lirista Sinaga

06/11/08

Smoga tetap jadi kenangan

Tanganku melepasnya walau sudah tak ada
Hatimu tetap merasa masih memilikinya
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya
Tahun lalu..

Ada banyak hal yg kurasa aku memilikinya.. Yg kujaga untuk tetap kumiliki..walau akhirnya harus ku relakan kepergiannya..

by: Endah Puspita Sari(2 lirik doang, yang lain buatan Letto!!!)

resapi nilainya teman.. tak ada yang abadi..


01/11/08

Alquran digital | Yuuk ngaji pake komputer!!

, ShareAssalamu'alaikum.....
Setelah beberapa hari gak OL,,,
akhirnya KPP buat gebrakan baru lagi,,,,,
apa yaaaaa????

ini neh,,,,
link buat kamoe2 yang suka download.....
all about islam and some document to advise you....
so,,,,
jangan lupa di download ya....

alquran Digital : Download (klik untuk download!!)

Untuk Direnungkan.ppt : Download

27/10/08

Selamat !!!!!!

Assalamu'alaikum.
Salam Mahasiswa.......

Puji Syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, blog HMI Komisariat FKM-USU tercipta.....
ini berkat do'a teman-teman juga lho....

Nah, buat teman-teman yang ingin hasil karyanya di tampilkan di sini, baik itu puisi, karya ilmiah dsb, silahkan hubungi bagian KPP ya....